Dudukan Patung Haluoleo Rampung, Target Peresmian Awal 2025

oleh -1617 Dilihat
Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara, Martin Efendi Patulak (Foto Ist)

FOKUSNEWS.ID, KENDARI – Proyek pembangunan Patung Haluoleo, simbol sejarah dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra), kini telah mencapai tahap penting dengan selesainya dudukan patung tersebut. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, Dr. Ir. Martin Effendi Patulak, M.Si, dalam peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-79 di Kendari.

Patung yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 ini terletak di Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), tepatnya di kawasan Bandara Haluoleo. Martin Effendi memastikan, proses pengerjaan patung terus berjalan sesuai jadwal, dan target peresmian di awal tahun 2025 optimis dapat tercapai.

“Sekarang dudukannya sudah selesai, tinggal tahap finishing saja. Patungnya sedang dalam perjalanan dari Jogja ke Kendari, dan diperkirakan tiba dalam waktu satu minggu,” ujar Martin Effendi kepada media.

Dudukan Patung Haluoleo sudah hampir selesai (Foto Ist)

Martin Effendi menjelaskan, pembangunan Patung Haluoleo bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, melainkan sebuah simbol untuk memperkuat nilai-nilai sejarah dan persatuan di Bumi Anoa. Ia berharap, keberadaan patung ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Sultra untuk lebih mencintai dan melestarikan warisan budaya mereka.

“Kami menargetkan peresmian di awal tahun depan dan berharap ini dapat dilakukan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Komjen Pol (Purn) Dr. (HC) Andap Budhi Revianto, S.I.K, M.H. Ini akan menjadi momen penting bagi masyarakat Sultra,” ungkapnya.

Kabid Cipta Karya Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, La Liusu, S.T, M.P.W.K., menyebutkan bahwa proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp2,6 miliar. Ia optimis pengerjaannya selesai tepat waktu di akhir tahun 2024.

“Pengerjaan ini kami lakukan dengan penuh komitmen. Semoga peresmiannya berjalan lancar, dan patung ini dapat menjadi ikon baru yang membanggakan masyarakat Sulawesi Tenggara,” kata La Liusu.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sulawesi Tenggara La Liusu (Foto Om Ulank)

Pembangunan patung ini mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk Lembaga Adat Tolaki (LAT) dan akademisi. Sekretaris Jenderal LAT, Bisman Saranani, menilai langkah Pemprov Sultra sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan kebudayaan lokal.

Dukungan serupa datang dari Prof. La Niampe, seorang pakar kebudayaan dari Universitas Halu Oleo. Menurutnya, Haluoleo adalah tokoh besar yang dikenal sebagai pemersatu kerajaan-kerajaan tradisional di Sulawesi Tenggara. Ia berharap patung ini dapat memotivasi generasi muda untuk lebih memahami sejarah dan identitas budaya mereka.

“Haluoleo, yang juga dikenal sebagai La Kilaponto atau Murhum, adalah sosok penting dalam sejarah Sulawesi Tenggara. Patung ini menjadi pengingat akan jasa-jasa beliau sekaligus simbol persatuan masyarakat kita,” jelas Prof. La Niampe.

Desain Patung Haluoleo yang bertempat di Bandara Kabupaten Konawe Selatan (Foto Ist)

Dengan berdirinya Patung Haluoleo, pemerintah berharap masyarakat Sulawesi Tenggara dapat terus menjaga kerukunan dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang dapat memecah belah. Selain itu, monumen ini diharapkan menjadi landmark penting, melambangkan semangat persatuan dan harapan baru bagi generasi mendatang.

Pembangunan Patung Haluoleo menjadi bukti nyata komitmen Pemprov Sultra dalam melestarikan sejarah dan memperkuat identitas budaya daerah. Monumen ini tidak hanya merepresentasikan masa lalu, tetapi juga menjadi simbol harapan untuk masa depan Sulawesi Tenggara yang lebih bersatu dan harmonis. ADV

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.