Dinamika Investasi Sulawesi Tenggara: Tantangan dan Peluang 2007-2024

oleh -1505 Dilihat
Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Informasi DPMPTSP Sultra,  Rasiun

FOKUSNEWS.ID, KENDARI – Investasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menunjukkan perkembangan signifikan sejak 2007 hingga 2024. Data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sultra mencatat bahwa strategi tahunan pemerintah daerah serta pengawasan langsung di lapangan menjadi kunci utama pertumbuhan investasi di wilayah ini. Namun, pelaporan dan realisasi investasi dari pelaku usaha masih menjadi tantangan besar.

Pelaporan Realisasi: Masih Jadi Kendala

Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Informasi DPMPTSP Sultra,  Rasiun menjelaskan bahwa pelaku usaha diwajibkan melaporkan realisasi investasi setiap tiga bulan. PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), salah satu perusahaan tambang besar di Sultra, melaporkan data mereka langsung ke server Deputi Pengendalian Penanaman Modal di Kementerian Investasi.

VDNI

“Pelaporan dilakukan empat kali setahun. Untuk periode Juli-September 2024, batas pelaporan diperpanjang hingga 20 Oktober dan mulai tahun depan akan diperpanjang 20 hari lagi,” ungkapnya dalam pernyataan resmi yang dilansir Kendari News (6/12/2024).

Realisasi dan Target Investasi 2024

Hingga triwulan kedua 2024, realisasi investasi Sultra tercatat Rp4,981 triliun, baru mencapai 19,44% dari target Rp25,61 triliun. Data triwulan ketiga masih menunggu rilis resmi dari BKPM usai pelantikan Presiden baru.

Secara historis, puncak investasi terjadi pada 2020 (Rp21,13 triliun atau 198% dari target Rp10,63 triliun) dan 2021 (Rp27,93 triliun atau 128% dari target Rp21,69 triliun). Namun, angka tersebut menurun pada 2022 (58,16%) dan 2023 (66,13%), yang menandakan adanya kendala struktural dan teknis.

Kendala dan Upaya Perbaikan

Rasiun mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan pengolahan nikel di Morosi, yang telah berproduksi, kini lebih fokus pada pemeliharaan dan penambahan tenaga kerja dibandingkan investasi infrastruktur baru. Selain itu, beberapa perusahaan dalam tahap konstruksi menghadapi hambatan dalam pengurusan izin seperti UPL-UKL dan PPKPR.

Dari 34 perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang terdaftar, 12 di antaranya tidak memiliki aktivitas nyata di lapangan, yang menjadi tantangan tersendiri bagi pencapaian target investasi.

Optimisme Pemerintah Provinsi

Lokasi Pabrik VDNI

Meski tantangan masih besar, Pemerintah Provinsi Sultra tetap optimis. Mereka terus mengintensifkan pengawasan dan koordinasi dengan kabupaten, khususnya Konawe, yang menjadi pusat aktivitas investasi tambang dan industri pengolahan.

“Dengan pemantauan yang intens, kami berharap target investasi tahun ini dapat tercapai atau bahkan dilampaui,” pungkas Rasiun.

Peningkatan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha diharapkan mampu menjawab tantangan yang ada, sekaligus menjadikan Sultra sebagai salah satu motor penggerak investasi nasional.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.