FOKUSNEWS.ID, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Perhubungan terus berupaya meningkatkan aksesibilitas antarwilayah melalui ekspansi jalur penyeberangan.
Rencana ini melibatkan pembukaan lintasan baru, terutama di kawasan yang pelabuhannya telah siap atau tengah dalam proses pengembangan oleh pemerintah kabupaten setempat.
Kepala Bidang Angkutan Pelayaran Dishub Sultra, Muhammad Jalil Alfin Razak, S.H, M.E mengatakan, salah satu contoh konkret adalah pelabuhan milik Pemerintah Provinsi di Labuan, yang akan terhubung dengan pelabuhan di Sawapatani atau Sawaea di Kabupaten Konawe Kepulauan. Pemerintah kabupaten berencana mendatangkan kapal feri yang mampu bersandar di dermaga tersebut.
“Saat ini, pembangunan dermaga dengan konstruksi plengsengan di pelabuhan Saweya telah berlangsung selama setahun. Proses ini didukung melalui koordinasi dengan BPTD Kelas II Sulawesi Tenggara dan subsidi operasional kapal feri,” ungkapnya saat ditemui di ruangan kerjanya Kamis (21/11/2024).
Gubernur Sulawesi Tenggara juga telah menetapkan lintasan dan tarif melalui keputusan resmi. Nantinya, kapal feri yang melayani rute Labuan-Sawaea akan dapat memuat kendaraan roda dua dan roda empat, selain penumpang seperti sebelumnya.
Di sisi lain, perhatian juga diberikan pada lintasan Torobulu-Tondasi, yang diharapkan dapat mengurangi antrian panjang di lintasan Torobulu-Tampo. Pemerintah Kabupaten Muna Barat, melalui dana APBD, berencana memberikan subsidi untuk pengoperasian kapal feri di pelabuhan tersebut. Namun, pengoperasian ini masih menunggu kesiapan kapal yang sesuai.
“Bagi masyarakat, terutama mahasiswa asal Muna Barat, kehadiran jalur ini sangat berarti. Lintasan baru akan memangkas waktu perjalanan hingga 1,5 jam dibandingkan jalur Torobulu-Tampo-Raha, yang selama ini menjadi pilihan utama. Selain lebih cepat, biaya perjalanan pun lebih terjangkau,” ujarnya.
Rencana pengembangan juga mencakup identifikasi pulau-pulau lain di Sulawesi Tenggara yang masih membutuhkan akses transportasi. Sejauh ini, Pulau Kabaena, Pulau Wawonii, dan Wakatobi telah masuk dalam daftar wilayah yang mendapatkan perhatian.
“Kami berharap pemerintah kabupaten dapat memprioritaskan pembangunan dermaga penyeberangan melalui alokasi APBD. Dengan demikian, konektivitas antarwilayah semakin baik dan keterisolasian dapat diatasi. Saat ini, pembangunan dermaga di Pelabuhan Tondasi terus berjalan, dengan fokus pada penyelesaian konstruksi plengsengan Dermaga 2,” jelasnya.
Melalui kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten, Sulawesi Tenggara optimis meningkatkan konektivitas demi kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau terpencil, khususnya melalui pengembangan infrastruktur transportasi, telekomunikasi, dan layanan publik yang berkelanjutan.
“Kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten, Sulawesi Tenggara optimis meningkatkan konektivitas demi kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau terpencil,” pungkasnya.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Perhubungan terus berupaya meningkatkan konektivitas antar daerah guna mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Salah satu langkah terbaru adalah uji coba rute baru kapal perintis yang dilaksanakan di Pelabuhan Munse Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep). Yang bertujuan untuk memperlancar transportasi barang dan penumpang antar pulau di wilayah Sultra.
Agenda pengujian pelabuhan kali ini dihadiri oleh Nahkoda Kapal Sabuk Nusantara 84, La Ode Qolim, Kepala KUPP Kelas III Lapuko,Nurbaya, Pejabat Pembuat Komitmen untuk Pelabuhan Munse Zulkifli, Pejabat Pembuat Komitmen Kapal Perintis Pangkalan Kendari Welhelmus Putra Hadjo dan Kepala Bidang Angkutan Pelayaran Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara, Muhammad Jalil Alfin Razak.
Sebagai informasi, jaringan trayek yang dilalui KM. Sabuk Nusantara 84 (R-54) dengan rute yakni Kendari, Langara, Munse ,Waode Buri, Pasar Wajo, Bau-Bau, Pola, Banggai, Taliabu dan kemudian akan kembali berlabuh ke pelabuhan Kendari sebagai homebase. (ADV)