Dishub Sultra Dorong Pemulihan Rute Penerbangan di Rapat Koordinasi Kerja Otoritas Bandara Irban Wilayah 5 di Makassar

oleh -994 Dilihat
Kepala Dinas Perhubungan Sultra dapat centra mata saat bawahkan materi Dalam Rapat koordinasi wilayah kerja Otoritas Bandara Irban Wilayah 5 untuk Indonesia Timur digelar di Makassar (Foto Ist)

FOKUSNEWS.ID, KENDARI – Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat koordinasi wilayah kerja Otoritas Bandara Irban Wilayah 5 untuk Indonesia Timur digelar di Makassar. Pertemuan ini melibatkan lima provinsi di wilayah tersebut, yang masing-masing diminta mempresentasikan permasalahan terkait penerbangan di daerah mereka.

Salah satu sorotan utama berasal dari Sulawesi Tenggara, di mana beberapa bandara saat ini tidak beroperasi. Rute Kendari-Wakatobi yang sempat terhenti telah kembali beroperasi sejak 31 Oktober 2024. Namun, rute Makassar-Wakatobi maupun Kendari-Wakatobi belum tersedia. Padahal, rute Kendari-Wakatobi memiliki potensi tinggi tetapi membutuhkan subsidi untuk beroperasi.

Subsidi dianggap penting, tetapi tantangan muncul dari rendahnya tingkat keterisian kursi (load factor) pada rute terkait. “Misalnya, pada rute Kendari-Baubau, penumpang kadang hanya dua hingga tiga orang, sehingga tidak memungkinkan bagi maskapai untuk menutupi biaya operasional pesawat,” ungkap Muhamad Rajulan saat ditemuai di ruang kerjanya Senin (25/11/2024).

Rapat koordinasi wilayah kerja Otoritas Bandara Irban Wilayah 5 untuk Indonesia Timur digelar di Makassar (Foto Ist)

Lanjut Rajulan hal serupa juga terjadi pada rute Kendari-Muna Barat melalui Bandara Sugimanuru, yang belum memiliki penerbangan aktif. Masalah utama adalah tingginya harga tiket, yang melebihi ambang batas yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.

“Maskapai beralasan bahwa biaya operasional pesawat yang tinggi memengaruhi harga tiket, sementara minat penumpang tetap rendah karena adanya alternatif transportasi darat dan laut dengan biaya lebih murah,” paparnya.

Selain Sulawesi Tenggara, kata Rajulan daerah lain di Indonesia juga menghadapi tantangan serupa, termasuk bandara kecil yang kurang beroperasi meskipun berada di lokasi strategis seperti destinasi wisata.

Pemberian cendra mata usai rapat koordinasi wilayah kerja Otoritas Bandara Irban Wilayah 5 untuk Indonesia Timur digelar di Makassar (Foto Ist)

“Wakatobi, yang dikenal sebagai destinasi wisata nasional, masih memiliki penerbangan yang minim, apalagi bandara kecil seperti di Muna Barat,” tambahnya.

Namun, ada pengecualian di Bandara Kolaka yang masih tetap aktif karena aktivitas tambang di wilayah tersebut mendukung jumlah penumpang yang stabil.

Upaya Pemprov Sulawesi Tenggara
Dalam rapat ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyampaikan data permasalahan penerbangan dan menawarkan beberapa solusi. Salah satunya adalah alokasi dana hibah pada tahun 2025 senilai Rp 1 miliar masing-masing untuk Bandara Wakatobi dan Bandara Baubau.

“Rapat ini diharapkan dapat menciptakan solusi untuk meningkatkan konektivitas di wilayah Sulawesi Tenggara. Kami telah melakukan berbagai lobi dengan maskapai, tetapi tetap perlu mempertimbangkan alasan mereka. Meski demikian, Pemprov akan terus mendukung upaya kabupaten/kota untuk menghidupkan kembali bandara-bandara ini,” ujar Rajulan.

Diharapkan melalui koordinasi teknis ini, konektivitas wilayah Sulawesi, khususnya penerbangan, dapat pulih dan berkontribusi terhadap perekonomian dan mobilitas masyarakat.

Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara (Foto Ist)

Sebagai informasi Sulawesi Tenggara memiliki enam bandar udara (bandara) yang menjadi gerbang penting bagi mobilitas masyarakat dan wisatawan. Berikut adalah daftar bandara tersebut:

1. Bandara Haluoleo
Berlokasi di Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, bandara ini sebelumnya bernama Bandara Wolter Monginsidi. Bandara Haluoleo menjadi pintu utama menuju Kendari, ibu kota Sultra.

2. Bandara Sugimanuru
Terletak di Pulau Muna, tepatnya di Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat. Bandara ini mendukung konektivitas di wilayah Kepulauan Muna.

3. Bandara Matahora
Berlokasi di Pulau Wangiwangi, Kecamatan Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi. Dibangun sejak 2007, bandara ini merupakan akses utama menuju destinasi wisata kelas dunia di Wakatobi.

4. Bandara Betoambari
Berada di Katobengke, Betoambari, Kota Baubau. Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 150 x 45 meter dan melayani penerbangan domestik untuk mendukung aktivitas masyarakat Baubau.

5. Bandara Sangia Nibandera
Terletak di Desa Tanggetada, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, bandara ini telah beroperasi sejak 2013. Dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Sangia Nibandera di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub.

6. Bandara Maranggo
Terletak di Patipelong, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi, bandara ini dikelola oleh Wakatobi Dive Resort. Bandara Maranggo mendukung wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut Wakatobi.

Bandar udara ini tidak hanya memfasilitasi konektivitas antardaerah, tetapi juga menjadi penunjang sektor pariwisata di Sulawesi Tenggara, yang terkenal dengan keindahan alam dan budaya lokalnya. ADV

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.