Fokusnews.id, Kendari– Guna menghidupkan ekonomi dari sektor budaya dan pariwisatadi provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Bekerja sama dengan Komisi 10 DPR RI mengelar kegiatan BISA Fest “Geliat tari, musik dan budaya Sulawesi Tenggara” yang diadakan disalah satu hotel di Konawe Selatan (Konsel) Saptu (22/6/2024).
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Anggota Komisi 10 DPR RI Tina Nur Alam dalam sambutannya mengatakan seperti yang kita ketahui bersama bentangan geografis dan demokratis yang dimiliki Sulawesi Tenggara tersimpan lebih banyak potensi dari 17 kabupaten kota tersebar baik daratan maupun kepulauan masing-masing memiliki wilayah dengan kekhasan masing-masing mulai tarian, tenun, kuliner Griya atau kerajinan fashion serta seni budaya
“Dalam hal seni tenun yang berasal dari setiap daerah ini memiliki ciri khas tersendiri tidak hanya sebagai kekayaan masyarakat Sulawesi Tenggara tari dan tenun tradisional juga mengandung banyak filosofi baik dari pakaian yang digunakan hingga gerakan tari yang ditampilkan,” ungkapnya.
Menurutnya perkembangan teknologi dan arus pertukaran budaya antar bangsa sedikit banyak dalam mempengaruhi cara pandang generasi muda saat ini tak sedikit generasi muda kita. Saat ini generasi muda yang malah lebih senang menarikan tarian modern dari pada tarian tradisional dari waktu ke waktu tarian tradisional sudah mulai tertutupi oleh adanya tarian modern bahkan tak sedikit negara lain yang ingin mengakaui yang kita miliki contohnya Malaysia.
“Jadi kurangnya kesadaran masyarakat akan tarian-tarian tradisional tenun serta budaya membuat perlahan demi perlahan eksistensinya berkurang atau bahkan punah. Aapalagi negara kita yang mengalami arus globalisasi yang cukup luas mempengaruhi seluruh generasi muda seperti munculnya tarian modern dan budaya asing,” Jelasnya
Lanjut Tina Nur Alam yang kita miliki untuk dikembangkan dan dilestarikan ditengah arus modernisasi yang bisa mencabut nilai-nilai budaya keturunan kita bagaimanapun dari budaya kita adalah hasil cipta karya yang bersumber pada akan nilai luhur budaya kita
“Saya berharap forum ini bisa menjadi momentum sebagai pemerintah daerah para pelaku seni Sulawesi Tenggara dan Menparekraf RI ikut bersama-sama membangun kolaborasi dalam mendorong eksistensi tarian tradisional serta musik tradisional di Sulawesi Tenggara,” Harapnya.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra, Andi Syahrir
mengatakan tahun ini salah satu program dari Dispar di Sultra mencoba membangkitkan kembali tarian-tarian daerah yang bisa disorong sampai kanca nasional dan Internasional
Menurut data yang ada Sulawesi Tenggara hanya punya satu event nasional tahun ini yakni festival Wakatobi Wave yang berhasil masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024 yang di luncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Kita berharap festival seperti itu bisa digelar juga di Konawe Selatan,” ujarnya.
Ia menambahkan Dinas Pariwisata Sultra kedatangan tamu dari Dinas Pariwisata Jawa Barat ni sebuah kebanggaan tersendiri karena tempat wisata Jawa Barat itu jauh melampoi kita mereka lebih besar mereka lebih kompleks kemajuaannya ketimbang kita dan mereka mau datang ke sini belajar.
“Mereka mau datang pelajar di sini, kareana Sultra pada tahun 2023 mendapat juara umum Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia (ABBWI). Jadi ini menjadi semacam kebanggaan tersendiri buat Dispar Sultra,” pungkasnya.
Laporan : Kak Ulank